Archive for the ‘Opini’ Category

Religius Society

Posted: September 9, 2008 in Opini
Tags:

Religius Society

Oleh : Ridhwan Ibnu Asikin*

 

Dimensi waktu yang dinamis, senantiasa membawa kita kepada dinamika yang beragam dan kompleks. Yang pada hakekatnya adalah menuntut kita untuk benar – benar mampu menilai segala sesuatu dengan se-objektif mungkin tanpa ada tendensi dari yang lain. Dengan begitu, tentunya semua itu akan membawa kepada satu arah yang sedikit demi sedikit akan memberikan perubahan.

 

Hal ini, sangat erat kaitannya dengan perkembangan dunia nasyid satu dasawarsa ke belakang, yang mampu menunjukkan eksistensinya di dunia musik Indonesia. Meskipun pada tataran praktiknya masih ada yang perlu diluruskan kembali.

 

Tak bisa kita pungkiri, bahwa perkembangan dunia nasyid kini tengah berada di lingkungan masyarakat sekeliling kita. Hal ini, menegaskan bahwa masyarakat kita sudah mulai bisa menerima hiburan yang sepantasnya mereka nikmati, meskipun tidak sebanyak penikmat musik lainnya. Akan tetapi, dari ke semuanya itu bisa menjadi bukti bahwa masyarakat kita tanpa disadari tengah menciptakan peradaban baru yaitu masyarakat yang agamis ( religius society ).

 

(more…)

Opick Menjadi Duta Nasyid

Posted: August 12, 2008 in Opini
Tags:
Opick Jadi Duta Musik Nasyid

Kapanlagi.com – Penyanyi Opick kembali dinobatkan sebagai duta grup musik Islami Nasyid oleh lembaga ANN (lembaga nasyid nusantara). Pelantun lagu TOMBO ATI ini mengaku terkejut saat ia diberitahu tentang hal itu.

“Dari dulu aku memang selalu mendukung nasyid. Tapi, kalau sampai menjadi duta, berarti tugas aku bertambah. Yakni menjadikan nasyid sebagai alternatif musik Islami,” tegas Opick, Sabtu (10/02), di gedung Kementerian Pemuda dan Olah Raga di Senayan.

Menurutnya, grup musik nasyid memang selalu identik dengan musik Islami, sehingga kurang populer di kalangan masyarakat. Apalagi grup musik ini tidak memakai alat musik, seperti musik pop.

“Di Malaysia, nasyid menjadi musik yang diakui oleh negara. Tapi, di Indonesia nasyid masih menjadi musik pinggiran,” akunya.

Opick menambahkan, dengan adanya organisasi ANN, nasyid diharapkan bisa lebih aktif dan bisa merilis album baru. Karena, tanpa album baru, sangat sulit bagi nasyid untuk mengukuhkan eksistensinya di tengah masyarakat.

“Kalau aku bilang, jangan hanya tampil di atas panggung saja. Segera bikin album baru, supaya masyarakat tahu apa musik nasyid,” imbuhnya. (kl/iin)

Melesatlah Nasyid

Posted: August 8, 2008 in Opini
Tags:

Grup nasyid bermunculan. Personelnya dari anak-anak hingga dewasa. Jenis musik Nasyid, sebelumnya lebih akrab di telinga kalangan pesantren. Kalaupun mampu berkiprah di luar pesantren, paling-paling hanya sekadar untuk perayaan hari-hari besar keagamaan semata.

Namun, secara perlahan keberadaan musik nasyid –yang melantunkan syair-syair bernafaskan Islam– itu, kini telah diakui dan mendapat tempat di tengah masyarakat luas.

Fenomena ini bisa dikatakan merupakan langkah awal menuju kebangkitan musik Islami. Buktinya, telah banyak grup nasyid muncul di berbagai acara dari mulai televisi, radio hingga konser. ”Jumlah penggemarnya pun kian hari kian menggelembung,” ungkap Muhammad Thufail, salah seorang vokalis Qatrunada, kelompok musik nasyid kenamaan di tanah air.

Tidak hanya itu saja. Menurut Thufail, sudah banyak tercatat artis dan grup musik bernuansa Islam yang dapat menembus pasar musik dunia. Di antaranya Usrah Ar-raihan Group, Raihan Group, Rabbani Rabbani, Hijaz Group, Brothers Group, Nadamurni Group, Arabic, Ar Rahmani bil Quran English, The Zikr Group, dan Usrah As-Shoff Group.

Kecuali itu masih ada Al-Anwar Group, Other Group, senandung Islami oleh Yusuf Islam yang dahulu dikenal sebagai penyanyi legendaris Cat Stevens, Malik Shahid, penyanyi islam kelahiran Quebec Kanada yang menyanyikan lagu-lagu hip-hop dan rap dengan syair-syair bernuansa Islam, dan Asahabu Taqwa (kelompok musik Islam kulit hitam).

(more…)

Nasyid

Posted: August 3, 2008 in Opini
Tags:

NASYID

Oleh : Ustadz Musyaffa’ Ahmad Rahim

Saya pernah membaca satu tulisan tetang sebuah diskusi. Tulisan ini menarik perhatian saya. Saya ingin, kalian pun tertarik dengan diskusi ini. Diskusi ini berangkat dari satu pertanyaan : Kenapa pemikiran-pemikiran Ibnu Taimiyyah ”kurang begitu populis?” Dan kenapa fikroh-fikroh bathilah (yang tidak benar) justru lebih populis? Padahal, kalau kita cermati (khususnya oleh kalangan terpelajar), banyak sekali pemikiran dan produk-produk ijtihad Ibnu Taimiyyah yang sangat brilian, bahkan banyak pula yang diadopsi oleh para ulama dan kiyai (dalam kenyataannya, meskipun mereka sangat menentang dan anti pati begitu mendengar nama Ibnu Taimiyyah).

Salah satu jawaban yang menarik perhatian saya secara kuat adalah jawaban yang mengatakan : ”Karena Ibnu Taimiyyah tidak didukung oleh banyak penyair, dan hampir tidak ada syi’ir-syi’ir dukungan terhadapnya yang disenandungkan (di-nasyid-kan). Nasyid adalah senandung, ia mirip lagu atau bahkan ia adalah lagu. Karena ia sebuah lagu, ia mudah dihafal, enteng pula dinyanyikan. Ia dapat dilantunkan ketika ia berjalan, ia bisa dikumandangkan saat ia rebahan, bisa juga sambil naik kendaraan, bisa pula sambil menimang anak, bisa pula sambil ini, sambil itu, dan sambil-sambil yang lainnya, namanya juga nasyid. Singkatnya, nasyid mudah sekali populis.

Karenanya bila kita mampu menggubah satu atau beberapa-apalagi banyak nasyid- yang berisi AL HAQQ, maka mudah sekali AL HAQQ itu populis.

Ada satu hal lagi barangkali, yang menyebabkan nasyid lebih cepat populis. Masyarakat kita (paling tidak di Jawa), senang sekali mengadakan hajatan: mengkhitankan anak, menikahkannya, walimah aqiqah, peringatan ini, peringatan itu, dan lain sebagainya. Untuk acara hajatan seperti ini, tidak bisa kita paksakan kepada mereka, harus diam tanpa bunyi-bunyian, apalagi di era digital dan teknologi CD /VCD/ MP3 yang gegap gempita ini. Tidak bisa pula kita paksakan harus memutar kaset tilawah secara terus menerus. Masyarakat juga merasa bahwa untuk acara-acara peringatan-peringatan yang bernuansa Islam, tidak pantas pula diputarkan lagu-lagu pop, dangdut, apalagi jazz dan semacamnya. Jadilah nasyid itu suatu alternatif –yang bagi mereka- jalan keluar yang pas.

(more…)

Kilas Balik Satu Dekade Nasyid Indonesia

Posted: May 20, 2008 in Opini
Tags:

KILAS BALIK SATU DEKADE NASYID INDONESIA
( Sebuah Catatan Perjalanan 1998 – 2008 )

Sungguh membanggakan dan menggembirakan melihat perkembangan yang dicapai Nasyid Indonesia satu dekade ke belakang. Ratusan bahkan mungkin ribuan tim nasyid baru bermunculan dengan berbagai warna dan tema yang diusung. Apakah cukup sampai di sini saja? Bagaimanakah sebaiknya munsyid –istilah untuk pelantun nasyid- dan nasyider –istilah untuk pecinta dan pemerhati nasyid- bersikap dan bertindak?

Era Sebelum 1998

Marilah kita tengok sebentar belantika senandung islami sebelum era reformasi. Jauh sebelum nasyid sebenarnya sudah ada senandung bernuansa islami lainnya seperti Qosidah maupun Hadrah sebagai sarana dakwah. Akan tetapi sarana dakwah ini hanya mampu menyentuh kalangan tertentu saja.

Nasyid hadir sebagai jawaban atas permasalahan ini yang digali dari Siroh Nabawiyah serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi kekinian. Nasyid Indonesia mulai berkembang sekitar tahun 80-an ketika berbagai pergerakan islam yang berafiliasi internasional mulai masuk ke tanah air. Pada awalnya nasyid berkembang dari kalangan aktivis masjid dan mushola kampus-kampus PTN ternama. Waktu iru nasyid cenderung memiliki penampilan ”monoton” dengan warnanya yang khas berbahasa arab serta syair dan irama yang mengobarkan semangat keislaman. Baru ketika awal tahun 90-an muncul tim-tim nasyid membawa corak baru yang lebih nge-pop seperti SNADA, walaupun masih banyak juga yang menyajikan nasyid harokah yang masih bertahan sampai sekarang seperti Izzatul Islam. (more…)

Apa Bedanya…??

Posted: April 27, 2008 in Opini
Tags:

Apa Bedanya… ????

Oleh : Ridhwan Ibnu Asikin*

Dalam satu pertemuan yang sudah lama, teman saya pernah bercerita bahwa pada suatu hari tanpa disengaja, dia pernah mengikuti sebuah acara seminar tentang kajian pra nikah yang bertempat di Daarut Tauhid Bandung, dengan pembicara Salim A Fillah seorang penulis buku “ Indahnya pacaran setelah menikah ”.

Terlepas dari isi seminar tersebut, konon katanya pembicara juga mengomentari salahsatu tim nasyid asal Bandung. “ Saat ini banyak grup nasyid yang sudah kehilangan arah, banyak grup nasyid yang justru bikin kita lemah, tidak ada bedanya dengan lagu-lagu peterpan” Tutur beliau sambil mengutip salahsatu judul lagu tim nasyid yang dikomentari.

Tidak sampai disitu, hari ini saya kembali menemukan hal yang saya nilai pendapatnya sama dengan pembicara diatas. Tidak ada bedanya dengan lagu – lagu “ sekuler ” seperti yang diagung-agungkan oleh band-band yang kini marak diminati para remaja Indonesia.

(more…)

Nasyid Yang Berpolitik

Posted: April 24, 2008 in Opini
Tags: ,

Nasyid Yang Berpolitik…

Oleh : Ridhwan Ibnu Asikin*

Hari ini, tepat pada tanggal 24 April 2008, pukul 01.47 waktu Kairo, menjadi saksi pilu bagi saya untuk kembali harus bertanya, bertanya dan bertanya tentang arah perjuangan nasyid dewasa kini. Setelah sebelumnya, pada tahun 2004 saya sempat dikagetkan juga dengan adanya lagu nasyid yang liriknya sudah menjelma bagaikan band – band lainnya. Bertemakan cinta, berlandaskan kepada perempuan. Sebenarnya, apa maksud dari semua ini ???

Setelah setengah jam saya browsing di internet. Tanpa sengaja, saya mendapati soundtrack lagu untuk mendukung salah satu cagub Jabar 2008 yang diciptakan oleh dua tim nasyid, yang konon katanya salah satu di antara mereka kini tengah naik daun dan digemari oleh para remaja islam di Indonesia.

(more…)

Nasyid & Realita

Posted: April 16, 2008 in Opini
Tags:

Nasyid & Realita

Oleh : Ridhwan Ibnu Asikin*

Selalu menarik memang, kalau setiap ada sesuatu hal yang dibilang baru di kalangan masyarakat kita kemudian “ naik daun ”. Maka, tidak menutup kemungkinan pelbagai kritikan, pujian bahkan sampai cacianpun akan sampai padanya. Hal ini sudah tidak aneh di zaman sekarang. Sesuatu yang baru kemudian hal itu bagus, maka ada kesempatan hal tersebut untuk di caci maki atau di puji. Itulah kiranya yang bisa menggambarkan peranan seni nasyid dewasa ini. Mau tidak mau, kini kehadiran nasyid telah menjadi satu bagian yang sangat berbeda dari yang lain.

Tentunya, ini adalah satu kebahagiaan bagi kita dan anugerah buat kita semua. Ternyata, selama ini perjuangan kita untuk memberikan solusi hiburan hampir menduduki puncaknya. Akan tetapi, tidak lantas perjuangan kita berhenti sampai disitu saja, justru dengan keadaan kita yang bisa dikatakan sedang “ diatas angin ” akan semakin bertambah berat perjuangan kita. Banyaknya pertanyaan – pertanyaan yang harus kita jawab, cacian – cacian yang harus kita terima dan kritikan – kritikan pedas yang mampir di telinga kita begitu juga banyaknya sanjungan – sanjungan yang menerbangkan hati kita. Itu semua akan hadir ditelinga kita saat ini.

(more…)

Profesionalisme Dalam Nasyid

Posted: April 16, 2008 in Opini
Tags:

Profesionalisme Dalam Nasyid

Oleh : Ridwan Ibnu Asikin*

Suatu hari, saya di kasih pinjam oleh seorang teman vcd tim nasyid yang berasal dari Bandung. Dengan semangat yang menggebu gebu saya tonton semua video klipnya. Dengan akhir cerita, saya tergugah dan sangat sedih ketika melihat video klip tersebut. Kesannya, ada satu yang belum bisa kita berikan dalam menyajikan sebuah video klip nasyid. Yaitu, keprofesionalan serta kepiawaian dalam membuat klip.

Yang tergambar dalam benak saya adalah bahwa dari semua video klip nasyid yang ada dan yang pernah saya lihat, hanya 1 % yang benar benar cocok di mata pemirsa. Setidaknya, di sini akan saya jabarkan bagaimana video klip nasyid yang ada di kita. Meskipun sedikit, tetapi bukankah dari jumlah sedikit itu semuanya di mulai. Makanya, sebelum menjadi besar saya harap ini bisa di jadikan sebagai sebuah kontemplasi bagi semuanya.

Baik, di sini akan saya jabarkan dimana letaknya suatu nilai video klip yang ada. Dan saya harap ini bisa di jadikan pelajaran buat kita semua. Pertama, terkesannya di buat seadanya. Jika memang benar, tidak ada penyandang dana. Ya, setidaknya kita harus memberikan kesan agar si penyandang dana datang. Kedua, belum professional. Bisa kita lihat bagaimana pembuatan klip tersebut. Yaitu dengan latar, bintang video klipnya, alur ceritanya dll. Ketiga, belum bisa membaca “pasar” bagaimana menginginkannya, kita tengok bagaimana lagu lagu sekuler membuat video klip bisa memberikan satu kesan yang bagus ketika melihat video klipnya. Keempat, ideologi yang terlalu tinggi. Kita terlalu terpatok pada suatu nilai. Makanya, imajinasi kita buyar dan akhirnya kita terkekang pada satu nilai. Baik itu nilai dari kenasyidan nya itu sendiri, ataupun nilai dari agama.

(more…)

Nasyid; Sebuah Kontemplasi

Posted: April 15, 2008 in Opini
Tags:

Nasyid
Sebuah Kontemplasi
Oleh : Ridhwan Ibnu Asikin*

Berbicara tentang nasyid, tentunya akan ada kolerasi dengan yang namanya nada. Begitu juga sebagai sebuah aliran musik yang tertentu di pelbagai musikalitas musik yang ada di dunia. Sebenarnya jika kita amati, nasyid adalah sebuah upaya solusi hiburan yang berdedikasi atas nama islam. Karena lahirnya nasyid sendiri di picu atas maraknya hiburan hiburan yang memang jauh dari nilai nilai islam, sehingga para munsyid tergerak untuk membangun sebuah pencerahan sebagai satu upaya kontemplasi akan realita yang ada saat itu.

Komunitas nasyid sendiri, dari tahun ke tahun sangatlah minim atau bahkan bisa di bilang marak akan tetapi “ pasar ” tidak bisa mencernanya jika di lihat dari dinamika kehidupan musik Indonesia. Sebab nasyid yang tergambar oleh kita adalah tidak jauh dari rebana, gendang, acapella serta lain sebagainya. Dan ketika kita di berikan hal yang baru dari selain itu, dengan berniat pelakunya untuk melakukan sebuah upaya mengembangkan bakat dan menghapus paradigma yang ada serta memberikan warna baru di nasyid. Dengan segera sebagian dari kita mengecap dan memvonis bahwa itu adalah hal yang tabu di dunia nasyid. Dan dengan diam diam kita mengenyampingkan hal tersebut. Padahal, jika kita amati sebenarnya yang di sebut nasyid itu seperti apa ?? dan jenis musik nasyid itu seperti apa ? batasannya sampai dimana ? dan apa makna nasyid itu sendiri ? sebab yang penulis ketahui musik itu adalah universal. (more…)