NASYID
Oleh : Ustadz Musyaffa’ Ahmad Rahim
Saya pernah membaca satu tulisan tetang sebuah diskusi. Tulisan ini menarik perhatian saya. Saya ingin, kalian pun tertarik dengan diskusi ini. Diskusi ini berangkat dari satu pertanyaan : Kenapa pemikiran-pemikiran Ibnu Taimiyyah ”kurang begitu populis?” Dan kenapa fikroh-fikroh bathilah (yang tidak benar) justru lebih populis? Padahal, kalau kita cermati (khususnya oleh kalangan terpelajar), banyak sekali pemikiran dan produk-produk ijtihad Ibnu Taimiyyah yang sangat brilian, bahkan banyak pula yang diadopsi oleh para ulama dan kiyai (dalam kenyataannya, meskipun mereka sangat menentang dan anti pati begitu mendengar nama Ibnu Taimiyyah).
Salah satu jawaban yang menarik perhatian saya secara kuat adalah jawaban yang mengatakan : ”Karena Ibnu Taimiyyah tidak didukung oleh banyak penyair, dan hampir tidak ada syi’ir-syi’ir dukungan terhadapnya yang disenandungkan (di-nasyid-kan). Nasyid adalah senandung, ia mirip lagu atau bahkan ia adalah lagu. Karena ia sebuah lagu, ia mudah dihafal, enteng pula dinyanyikan. Ia dapat dilantunkan ketika ia berjalan, ia bisa dikumandangkan saat ia rebahan, bisa juga sambil naik kendaraan, bisa pula sambil menimang anak, bisa pula sambil ini, sambil itu, dan sambil-sambil yang lainnya, namanya juga nasyid. Singkatnya, nasyid mudah sekali populis.
Karenanya bila kita mampu menggubah satu atau beberapa-apalagi banyak nasyid- yang berisi AL HAQQ, maka mudah sekali AL HAQQ itu populis.
Ada satu hal lagi barangkali, yang menyebabkan nasyid lebih cepat populis. Masyarakat kita (paling tidak di Jawa), senang sekali mengadakan hajatan: mengkhitankan anak, menikahkannya, walimah aqiqah, peringatan ini, peringatan itu, dan lain sebagainya. Untuk acara hajatan seperti ini, tidak bisa kita paksakan kepada mereka, harus diam tanpa bunyi-bunyian, apalagi di era digital dan teknologi CD /VCD/ MP3 yang gegap gempita ini. Tidak bisa pula kita paksakan harus memutar kaset tilawah secara terus menerus. Masyarakat juga merasa bahwa untuk acara-acara peringatan-peringatan yang bernuansa Islam, tidak pantas pula diputarkan lagu-lagu pop, dangdut, apalagi jazz dan semacamnya. Jadilah nasyid itu suatu alternatif –yang bagi mereka- jalan keluar yang pas.
(more…)